Delapanbelas tahun sudah berlalu.

Rumah di Soufanieh, seperti sediakala, dalam kesederhaannya, tetap membuka pintu seperti ketika pertama kali terjadi peristiwa ini.

Myrna, Myriam, John-Emmanuel, Nicolas dan ibundanya Alice, terus menerima para penziarah dari semua konfesi yang datang dari seluruh jagad, dengan segala kerendahan hati dan tak menonjolkan diri, pemurah, dipenuhi dengan semangat Injil dan penyerahan diri total yang memantulkan misi mereka.